Dari wanita cerdas meneju generasi emas

Generasi yang pintar itu sudah biasa, tetapi generasi yang pintar dan berkarakter itu luar biasa.

Demikian ulasan singkat tentang Penguatan Pendidikan Karakter menuju Generasi Emas 2045 untuk Indonesia Emas

Indonesia akan menghadapi tantangan dan perbahan-perubahan di masa depan. Uraian 5 nilai utama karakter tersebut yaitu:

1. Religiuitas, yaitu mencerminkan keberimanan kepada Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai agama lain dan menyikapi mereka dengan sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah mereka masing-masing, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.

Subnilai religius antara lain beriman dan bertakwa, disiplin ibadah, cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti buli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, melindungi yang kecil dan tersisih, mencintai dan menjaga lingkungan, bersih, memanfaatkan lingkungan dengan bijak

2. Nasionalisme, yaitu Merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, semangat kebangsaan, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghargai kebinekaan, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.

3. Kemandirian, yaitu merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.

Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh, tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

4. Gotong Royong, yaitu menghargai kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

5. Integritas, yaitu merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.

Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

Kelima karakter utama inilah yang akan menjadi fondasi dan tiang utama kemajuan Negara Indonesia menuju Indonesia Emas. Dengan menelurkan Generasi Emas melalui Penguatan Pendidikan Karakter Indonesia akan menjadi Negara yang maju, dan bermartabat dengan bangsa yang hebat dan bermartabat pula didalamnya. 

Perempuan cerdas memiliki pesona tersendiri sebab aura yang similikinya berbeda dengan orang pada umumnya. Tek heran jika banyak yang terpesona dengan perempuan cerdas.

Bukan tanpa usaha, setiap orang tentunya membekali kecerdasannya dengan berbagai cara. Bukan hanya melakukan segala hal yang berhubungan dengan pendidikan, perempuan cerdas juga melakukan hal lain untuk mengasah kemampuannya.

Disini ada beberapa hal-hal yang perlu kita ketahui dalam melatih diri menjadi perempuan cerdas 

1. Perluas wawasan

Perempuan yang cerdas seharusnya memiliki wawasan yang luas. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kecerdasan tidak hanya soal akademik semata. Ada banyak hal yang harus kita pelajari.

Wawasan yang luas adalah kunci untuk masuk ke lingkungan sosial. Semakin banyak perolehan ilmu yang kita dapat maka semakin penasaran kita akan ilmu-ilmu yang. Inilah salah satu ciri yang dimiliki oleh wanita yang cerdas.

2. Open minded

Secara perempuan cerdas, kamu sebaiknya terbuka dengan beragam perbedaan, baik pendapat maupun hal lainnya. Ini merupakan prinsip seseorang yang open minded yang mana ia tidak pernah memaksakan pendapatnya merupakan sesuatu yang benar.

Perempuan yang cerdas harus mampu melihat suatu permasalahan dari berbagai sisi dan sudut pandang. Dengan begitu, kita bisa menyatukan berbagai perbedaan pendapat menjadi keputusan yang bijaksana.

Membangun Generasi Emas Berkarakter Dalam Upaya Peningkatan Insan yang Cerdas dan Berkarakter, Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan generasi emas berkarakter yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, sebenarnya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.

Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.Kecerdasan yang tinggi,akan mampu memanipulasi unsur-unsur kondisi yang dihadapi untuk sukses mencapai tujuan. Kemampuan,yaitu karakteristik diri individu yang ditampilkan dalam bentuk perilaku untuk memenuhi kebutuhan/tuntutan tertentu. Manipulasi,yaitu perilaku aktif dan disengaja untuk melihat dan mengorganisasikan dalam membentuk hubungan antar unsur yang ada dalam suatu kondisi. Kita semua menyadari,bahwa hanya melalui pendidikan bangsa kita menjadi maju dan dapat mengejar ketertinggalan dari bangsa lain,baik dalam bidang sains dan teknologi maupun ekonomi.

Insan Indonesia berkarakter adalah insan yang memiliki sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Insan yang memiliki sikap dan pola pikir yang berlandaskan moral yang kokoh dan benar. Indikator karakter yang terwujud dalam perilaku insan berkarakter adalah iman dan takwa,pengendalian diri,sabar, disiplin,kerja keras,ulet,bertanggung jawab, jujur ,membela kebenaran, kepatutan, kesopanan,kesantunan,taat pada peraturan,loyal, demokratis,sikap kebersamaan, musyawarah,gotong royong,toleran, tertib,damai, anti kekerasan,hemat,konsisten. Insan yang berperilaku berkarakter hendaknya disertai tindakan yang cerdas dan perilaku cerdas hendaknya pula diisi upaya yang cerdas. Karakter dan kecerdasan dipersatukan dalam perilaku yang berbudaya. Kehidupan yang berkarakter tanpa disertai kehidupan yang cerdas akan menimbulkan berbagai kesenjangan dan penyimpangan serta ketidakefisienan.

Insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial,cerdas intelektual,dan cerdas kinestetis. Cerdas spiritual, yaitu beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul. Cerdas emosional, yaitu beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiativitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya. Cerdas sosial,yaitu beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang (i) membina dan memupuk hubungan timbal balik,(ii) demokratis, (iii) empatik dan simpatik, (iv) menjunjung tinggi hak asasi manusia, (v) ceria dan percaya diri, (vi) menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara. Cerdas intelektual, yaitu beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; aktualisasi insan intelektual yang kritis,kreatif,inovatif dan imajinatif.

“Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya,’’

Laki-laki dan permpuan memang berbeda tapi dalam hal kemampuan berkarir tak ada bedanya kita sama-sama bisa berjuang dan bisa mengembangkan diri masing-masing, banyak yang berkata di luar sana bahwasanya wanita cukup sekolah sekedarnya saja karena ujung-ujungnya pasti hanya di dapur, menurut saya pribadi perkataan seperti itu bisa kita tepis dengan membuktikan bahwa kami Perempuan mampu untuk membuat generasi cermerlang, kita semuanya sama yaitu bisa menggapai apa yang kita inginkan karena kita berhak untuk menjadi wanita berkarir, diluar sana banyak pejuang perempuan yang berhasil. 

Sejak dulu, sejarah telah mencatat bahwa wanita lemah. Di zaman Romawi Kuno, permpuan tidak dihargai dan diperlakukan sebagai budak. Di Yunani, perempuan yang dating dari kaum elite menjadi tahanan orang yang berkuasa disana, sedangkan perempuan yang berasal dari kaum bawah menjadi komoditi. Tidak jauh berbeda dengan Cina, mereka memperkjual belikan perempuan seperti barang. Sementara di India, mereka menganggap perempuan sebagai sumangali dharma atau pelayanan laki-laki. Di Arab, Bani Quraisy mengubur hidup-hidup bayi perempuan memang benar adanya diceritakan oleh Al-Qur’an. Terakhir, di Eropa, pada era 1400-an, perempuan dibantai besar-besaran oleh kaum kultus gereja.

Sudah banyak sekali penderitaan yang telah dilalui oleh kaum perempuan, yang mana sampai saat ini mereka masih bertahan memperjuangkan haknya. Sebagai rahmatan lil ‘alamin, Islam hadir menjadi penyejuk sekaligus jawaban bagi keresahan perempuan. Islam menjelma jadi agama yang memuliakan perempuan, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. An-Nisaa ayat 19. Rasulullah saw. juga bersabda, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para perempuan,” (H.R. Muslim: 3729). Hal tersebut menjadi bukti jelas bahwa Islam tidak membedakan antar gender, semuanya sama di mata Allah Swt.

Kita sebagai penerus bangsa harus mencetak kaum perempuan yang cerdas dalam segala aspek dan  terkenal dengan kesuksesannya, tunjukkan bahwa perempuan cerdas bisa mengembangkan dan menjunjung tinnggi Bangsa dan Negara.

Masyarakat memandang bahwa hanya laki-aki yang harus menempuh pendidikan tinggi agar mendapat pekerjaan yang layak dan mampu membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga perempuan hanya dapat mengikuti keputusannya. Kartini berujar bahwa tidaklah pantas jika perbedaan jenis kelamin menjadi batasan untuk pendidikan. Pendidikan menurut Kartini adalah sebuah cara yang dipakai untuk membuka wawasan masyarakat menuju tahap modernitas. Tahapan dalam menuju negara maju, dibutuhkan kesetaraan yang dapat membangun pagar suatu bangsa. (Karai Handak & Kuswanto, 2021). Maka, dengan menempuh pendidikan tinggi, perempuan akan memiliki derajat yang sama dengan laki-laki tanpa adanya batasan yang berarti. Dengan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, suatu bangsa akan lebih mudah untuk mencapai kemajuan karena adanya kerjasama antara keduanya yang menyatukan pemikiran mereka sehingga akan melahirkan pemikiran yang lebih baik.

Peran perempuan diabadikan dalam sebuah hadist yang menyatakan bahwa "Wanita adalah tiang negara, jika baik wanitanya maka baiklah negaranya dan jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya" (Agus Widyatama, 2016).  Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa peran perempuan sangatlah besar. Seorang perempuan akan melahirkan pemimpin yang hebat kelak. Begitupula dengan pepatah yang mengatakan bahwa, "dibalik pria sukses ada perempuan hebat". Dari sini, kita bisa lihat bahwa kesuksesan seorang laki-laki sangat bergantung pada perempuan. Maka pendidikan menjadi penunjang yang sangat penting bagi perempuan. Karena dengan pendidikan, perempuan akan memiliki kecerdasan dalam emosional, problem solving, pendidikan kepada anak, akademis, juga memiliki akhlak mulia. Perempuan yang pintar, cerdas, juga memiliki akhlak mulia mereka akan mewujudkan pemimpin yang hebat. Apalagi saat ini kita sedang di era revolusi industri 4.0 yang segalanya serba canggih dan harus dihadapi dengan pemikiran yang kritis. Tanpa menempuh pendidikan, kita tidak akan mengetahui segala perkembangan-perkembangan yang terjadi dan bagaimana cara menghadapinya.

Perempuan memiliki peran yang sangat penting. Perempuan yang pintar, cerdas, dan berperilaku baik akan melahirkan pemimpin yang hebat yang bisa memimpin negara dengan baik. Dengan menempuh pendidikan tinggi akan menghasilkan kesetaraan derajat pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Adanya kesetaraan derajat tersebut merupakan sebuah kebebasan bagi perempuan untuk berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Karena itulah, emansipasi wanita dan kesetaraan gender sangat dibutuhkan untuk kemajuan suatu bangsa. Dengan begitu, hasil pemikiran perempuan dan laki-laki akan bersatu dan akan menghasilkan pemikiran yang lebih baik dibandingkan hasil pemikiran laki-laki saja.

Perempuan dianggap mempunyai peran dalam segala hal, karena dalam situs keluarga yang sangat berperan adalah perempuan, bahkan ia bisa melakukan dua perekjaan dengan bersamaan, betapa hebatnya seorang perempuan, yakini bahwa perempun bisa menjadi penguat moral, mengontrol perubahan(revolusi), dan penjaga nilai. maka dri itu kita harus menggali pengetahuandan wawasan yang lebih luas disamping itu, juga dapat belajar memahami pandangan orang lain, dan perempuan harus meningkatkan empati dan kepedulian terhadap masyarakat serta dapat menanamkan nilai keuletan, etos kerja dan tanggung jawab, kemandirian, kepemimpinan dan kewirusahaan dalam diri kita. Seorang perempuan harus mengimplementasikan ilmu yang ia miliki untuk memenui konteks peran wanita menuju generasi emas. Hal tersebut harus didasari pada sikap dan perilaku yang positif. 

semakin berkembangnya jaman, gender sudah bukan merupakan faktor pembeda yang dominan. Hal ini sejalan dengan gerakan emansipasi dan gerakan kesetaraan gender yang menuntut adanya hak perempuan dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui kesetaraan dalam hal pendidikan dan meniti karir, perempuan juga memiliki kesempatan untuk menduduki posisi tertinggi di perusahaan, pemerintahan dan lainnya.

Melalui ilmu dan kemampuannya dalam pendidikan dan kolaborasi juga menjadi sebuah kesempatan yang baik dalam meningkatkan sumber daya yang mampu bersaing dalam berkualitas. “Kita perlu membangun generasi emas, cedas berkarakter.  Pendididkan berkarakter itu harus dijalankan sistematis dan berkelanjutan. Dan, cerdas itu harus komprehensif, mulai dari cerdas spiritual, emosional, sosial, intelektual, kinestetik, dan lingkungan.  

"Untuk menciptakan pemimpin perempuan, maka perempuan harus kuat lebih dulu. Mulai dari kemampuan mengurus diri sendiri, contohnya membersihkan kamar tidurnya sendiri; mengurus keluarganya; selanjutnya ditempa menjadi pemimpin. Umumnya, pemimpin perempuan yang berhasil adalah mereka yang berhasil di dalam rumah tangganya,” tambahnya.

Margianti selaku Rektor Universitas Gunadarma menambahkan, sebagai pemimpin perempuan, ada berbagai prinsip pengembangan yang di ke depankan di Gunadarma. Pertama, semua tumbuh bersama (we all grow together). Kedua, saling win, saling asah, saling asuh. Ketiga, damage control. Keempat, trouble conviyer.

Bagi Prof. Dr. Amany Lubis, MA selaku Rektor UIN menekankan bahwa kepemimpinan perempuan itu adalah keteladanan yang dihasilkan dari tempaan dirinya untuk bisa menjadi pemimpin. Jadi, memang harus ada persiapan, seperti bekal, ilmu, karakter, dan sebagainya. “Mulai dari mencontoh hal-hal baik, hingga mencontoh tokoh di sekitar atau keluarga kita. Dan, kepemimpinan ini harus dilakukan secara berkelanjutan, “ ujar tambahnya.

Perguruan tinggi menjadi jembatan penting untuk meningkatkan kapasitas perempuan dan mempersiapkan mereka untuk terjun ke dunia profesional. Kepemimpinan merupakan salah satu kemampuan tersingkat yang harus dimiliki siswa agar dapat berkembang, mulai dari karir hingga bagaimana perempuan berkontribusi dalam masyarakat. Center ini akan mendorong perempuan untuk berpikir visioner, jauh ke depan. Menjadi pemimpin yang berorientasi pada data, sehingga menciptakan pemimpin masa depan.








Komentar